otomampir.com – All new Honda Brio kini tampil semakin sporti, dinamis,dan menawarkan stabiltas yang semakin baik. Tampilan depan All new Honda Brio menawarkan desain modern dan penuh gaya. Lampu depan, gril baru dan bumpernya dibuat menyatu hingga rumah roda. Ruang kabin Brio kini terasa semakin luas akibat dari perpanjangan jarak sumbu roda hingga 60mm. Perubahan jarak sumbu roda ini menjadikan ruang bagasi melebar 90mm, sehingga bisa memuat barang bawaan lebih banyak. Jok kini berlapis kain yang lebih tebal, pengaturan AC model digital, head unit 6,1 inci dan meter cluster yang makin sporti dan lengkap. Namun bagaimana dengan performanya?
Untuk mengetahui bagaimana performa All New Honda Brio, Honda Prospect Motor (HPM) mengajak media untuk melakukan Test drive, menggunakan All New Brio Satya. Test drive dimulai dari kontor HPM Sunter Jakarta utara menuju Baranangsiang Bogor dan berakhir di Sirkit Sentul.
Test drive pertama peserta dihadapkan pada lomba irit bahan bakar. Brio dengan mesin 1.200cc dengan transmsi CVT saat lomba memberikan kemudahan pengemudi untuk mengefisiensi penggunaan bahan bakar. Hal ini disebabkan penggunaan transmisi CVT memberikan respon yang baik, karena di putaran mesin (rpm) 1.000 – 1.200 rpm sistem transmisinya mampu menghasilkan perbandingan puli premeri dan skunderi dengan baik, ini ditunjukan dikecepatan awal 40 km/jam kecepatan merambat naik 63 km/jam tanpa harus menakan pedal gas lebih dalam lagi. Hasilnya ada perserta yang mampu mencapai konsumsi bahan bakar 30,1 km per liter (non AC). Sedangkan saya yang mempertahan putaran mesin di 1.000 hingga 1.100 rpm, hanya bisa mencapai konsumsi bahan bakar 28,9 km per liter.
Selesai lomba irit bahan bakar, lomba selanjutnya media ditantang untuk mengikuti lomba slalom. Tujuan dari lomba slalom ada untuk mengetahui performa teknis maksimal yang dimiliki All New Brio, seperti untuk mengetahui tenaga mesin, kerja CVT, Suspensi, stabilitas dan kelincahan.
Saat lomba slalom dilakukan saya langsung menggunakan transmisi mode S (sport), tujuan agar perbandingan puli premeri dan skunderi mampu menghasilkan perbandingan yang lebih cepat saat putaran mesin optimal, sehingga akselerasi yang dihasilkan semakin cepat. Dan… ternyata benar, di mode S Brio Satya yang saya pergunakan memiliki akselerasipun lebih cepat ketimbang mode D dan mesin berkapasitas 1.200cc i-VTEC 4 silinder mampu menyemburkan tenaga maksimal 90PS di 6.000 rpm serta torsi 110Nm pada 4.800 rpm.
Lepas dari garis strat 10 meter, mobil harus berputar arah ke kanan. Stir pun saya putar sedikit ke kanan, dibarengi dengan menarik rem tangan, tujuannya agar bagian belakang mobil terbuang (sliding). Disinilah kemampuan kerja suspensi Brio yang menggunakan suspensi depan MacPherson dan belakang H-Shaped Torsion Beam teruji. Hasilnya kerja suspensi sangat baik, karena bodi mobil tidak terlalu terlempar atau terbalik.
Usai berputar balik mobil saya arah ke putaran balik dengan sudut belok yang lebih lebar (putaran berbentuk setengah lingkaran). Pedas gas pun saya tekan abis untuk menuju putaran tersebut. Seperempat memasuki putaran dengan posisi mobil berbelok kekiri, rem tangan pun saya tarik dan saya tahan lebih lama agar momen enersia pindah kebelakang. Hasilnya mobil sliding cukup lama sambil mengitar putaran tersebut. Sekali pun mobil sudah miring kekanan, lagi-lagi suspensi harus bekerja keras agar mobil tidak tergelincir jauh atau terbalik. Perlu diingin juga meningkatnya stabilitas Brio baru ini diakibatkan dari perpanjang jarak sumbu roda (wheelbase) hingga 60mm tersebut.
Lepas dari putaran setengah lingkaran tersebut, mobil harus saya pacu lagi untuk masuk garis finis dengan posisi parkir di dalam kotak. Tentunya untuk masuk ke kotak parkir tersebut saya harus menarik rem tangan agar mobil berbalik arah di kotak parkir tersebut. Saya pun finish dengan baik dan Brio mampu menunjukan perfoma secara optimal. Mampirrr broooo…