otomampir.com – Toyota akhirnya meluncurkan All New Raize dengan mengedepankan sporty, kenyamanan, efisiensi dan didukung inovasi teknologi mesin Turbocharger. Bagi Toyota Astra Motor, kemunculan Toyota Raize ini akan menambah pilihan bagi masyarakat Indonesia di segmen SUV. Mobil berdimensi kompak ini hadir dalam 6 varian yaitu 1.0 Turbo GR Sport CVT TSS, 1.0 Turbo GR Sport CVT, 1.0 Turbo G CVT, 1.0 Turbo G M/T, serta varian 1.2 G CVT dan 1.2 G M/T. Bagi konsumen yang ingin tampilan lebih sporty maka dapat memilih varian GR Sport yang terdapat di 1.0 Turbo GR Sport CVT TSS dan 1.0 Turbo GR Sport CVT. Pada kesempatan ujicoba pertama ini, saya kebagian mengujicoba Raize GR Sport CVT TSS. Bagaimana rasanya mengendarai Raize tersebut :
PERFORMA
Toyota Raize menggunakan mesin 1KR-VET 3 silinder Turbo 12 katup DOHC VVT-i berkapasitas 1.000 cc. Mesin yang dilengkapi Turbo dan VVT-i mampu menghasilkan tenaga 98 PS pada 6.000 rpm dan torsi 14,3 kgm pada 2.400 – 4.000 rpm. Mesin 1.000 cc turbocharged ini diklaim tidak akan membuat Raize kehilangan tenaga diberbagai jalan baik di Tol atau jalan perkotaan. Penggunaan transmisi CVT mampu memberikan perbandian rasio yang tepat, sehingga menghasilkan akselerasi yang responsif. Saat ujicoba berlangsung, di jalan yang memungkinkan saya langsung menekan habis pedal gas. Akselerasi yang dihasil terasa cepat dan kerja transmisi CVTsangat baik. Di kecepatan 100 km/jam kontrol kemudi tergolong baik , dimana pada kecepatan tersebut stir terasa berat, sehingga pengendalian mobil terasa makin mantap. Dan…dikecepatan rendah stir teras ringan. Hal ini disebabkan Raize selain menggunakan sistem stir rack and pinion dipadukan dengan electric power steering dan dilengkapi sensor kecepatan.
Pengemudi juga bisa merasakan sensasi ala mobil sport, karena sistem transmisi Raize lengkapi dengan sistem perpindahan gigi manual menggunakan tongkat persneling atau bisa juga dengan sistem peddal shift . Penggunaan perpindahan gigi transmisis secara manual, tidak saja dapat merasakan sensasi perpindahan gigi secara manual. Tetapi pengemudi bisa dengan sesukanya bermain dengan akselerasi maupun putaran mesin, sehingga pengemudi bisa memaksimal tenaga mesin tersebut. Tersedia fitur peddal shift layaknya seperti mengendarai mobil sport sungguhan. Perlu diingat pula selain adanya power mode, Raize dilengkapi pula dengan ECO Mode, dimana pengemudi bisa berkendara secara efisien.
Untuk menjaga stabilitas diberbagai medan, Toyota melengkapi suspensi Raize dengan MacPherson Strut di roda depan dan Torsion Beam di roda belakang. Menilai secara subyektif kerja suspensi Raize selama ujicoba tergolong medium hard. Pada dasbor terdapat Interactive Head Unit ukuran 9 inci yang memiliki banyak menu dan mudah dioperasikan. Mengusung floating design, head unit ini terkoneksi dengan smart device T-Link dan mempunyai fitur Personal Reminder, bahkan dapat dimanfaatkan sebagai pengingat aturan pelat nomor ganjil-genap dengan cara memasukkan data mobil ke dalam sistemnya.
Desain interior yang stylish dan modern diperkaya oleh fitur terkini seperti AC dengan display digital untuk mempermudah pengoperasian dan AC digital ini juga ditambahkan fitur Adaptable Auto AC yang dapat mengatur suhu kabin secara presisi dan efektif. Fitur AC digital dipergunakan pada semua varian. Kesan sporty dan dinamis di dalam kabin tipe 1.0T GR Sport, terlihat jelas pada joknya yang spoty dibungkus berkombinasi bahan fabric dan kulit memberikan pengalaman berkendara yang menyenangkan dan nyaman. Stiri tipe GR Sport dibalut kulit asli yang eksklusif dan nyaman dipegang, untuk menciptakan kesan mewah dan elegan.
Toyota Safety Sense (TSS)
Menariknya Raize ini dilengkapi Fitur Toyota Safety Sense (TSS) yang tersedia pada Toyota Raize 1.0T GR Sport. TSS ini terdiri dari beberapa fitur, yaitu: Pre-Collision System, Adaptive Cruise Control, Lane Departure Alert with Steering Control. Saat ujicoba berlangsung hanya fitur Lane Departure Alert with Steering Control (LDA) yang saya dapat rasakan. Dimana saat mobil keluar dari lajur warna putih, stir langsung memberikan respon bergetar dan pada meter cluster terlihat lampu berkedip-kedip. Kerja Lane Departure Alert with Steering Control (LDA) mengandalakan sensor kamera yang membaca marka jalan, baik yang berwarna putih maupun kuning. Apa bila mobil yang kita kendarai keluar dari marka jalan, maka secara otomatis mobil akan memberikan peringatan. Bisa melalui stir bergetar atau lampu berkedip di meter cluster. Pada keadaan kritis, misalnya ketika pengemudi mengalami microsleep dan mobil menjauh dari lajur (marka jalan), LDA akan mengoreksi posisi kemudi ke posisi yang benar. Rear Cross Traffic Allert (RCTA) dan Blind Spot Monitor (BSM) mendeteksi kendaraan atau obyek lain yang mendekat menggunakan sensor radar, untuk selanjutnya memperingatkan pengemudi dengan suara dan konfirmasi visual. Fitur ini bekerja sebagai ‘mata’ tambahan bagi pengemudi di area blind spot (tidak terlihat) untuk menghindari kecelakaan. RCTA efektif bekerja ketika mobil berjalan mundur saat keluar area parkir sementara BSM punya andil saat mobil pindah jalur di jalan raya. (mampirrr)