Percepatan Era Kendaraan Elektrifikasi di Indonesia

0
2124

otomampir.com – Pemerintah Indonesia terus mendorong percepatan program pengembangan kendaraan elektrifikasi di Tanah Air. Dukungan sepenuhnya untuk pengembangan kendaraan elektrifikasi disambut baik oleh APM. Beberapa APM di Indonesia bahkan sudah meluncurkan beberapa kendaraan berbasis teknologi elektrifikasi  mulai dari  Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) maupun Battery Electric Vehicle (BEV)Kehadiran kendaraan berbasis teknologi HEV, PHEV, dan BEV saat ini, membuat masyarakat semakin memahami pentingnya kehadiran era elektrifikasi di Indonesia. Selain untuk menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan sarana mobilitas, ketersediaan bahan bakar fosil yang terbatas, serta tuntutan pengurangan emisi CO2 dalam rangka menerapkan teknologi ramah lingkungan, pengembangan mobil listrik diharapkan mampu menjadikan Indonesia sebagai salah satu pelaku industri kendaraan elektrifikasi global.

Apalagi memasuki tahun 2025 pemerintah Indonesia sudah mencanangkan sekitar 20 persen dari produksi kendaraan di Indonesia adalah berbasis tenaga listrik. Keberadaan kendaraan elektrifikasi atau mobil berbasis tenaga listrik, utamanya adalah untuk mengurangi (efisiensi) penggunaan bahan bakar fosil, menekan emisi gas buang, serta ramah lingkungan sehingga dapat menjaga kelestarian alam dan udara yang lebih bersih. Kehadiran kendaraan elektrifikasi ramah lingkungan di Indonesia kini ada 3 pilihan teknologi, yaitu; Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-in Hybrid (PHEV), dan Battery Electric Vehicle (BEV) atau mobil listrik.

Hybrid Electric Vehicle (HEV). Hybrid Electric Vehicle (HEV) adalah kendaraan yang menggabungkan antara mesin konvensional (pembakaran dalam) dengan motor listrik. Saat Mobil hybrid dihidupkan, mesin konvensional sama sekali tidak hidup. Sistem kelistrikannya sepenuhnya ditenagai oleh baterai, seperti untuk audio, AC, maupun power windowSaat menjalankan mobil hybrid dalam kecepatan di bawah 40km/jam, dengan kondisi jalan rata dan lalu lintas tidak ramai, maka gerak laju mobil masih menggunakan motor lisrik. Tapi saat kick down atau jalan menanjak maka mesin konvensional akan hidup/bekerja. Dengan cara kerja seperti ini, tentunya konsumsi BBM akan jauh lebih efisien ketimbang mobil konvensional (internal combustion engine/ICE). 

Baterai pada HEV akan terisi (charging) ketika mesin konvensional hidup secara penuh. Pengisian baterai terbantu pula saat mobil deselerasi, dimana fungsi rem akan berupa fungsi menjadi generator untuk pengisian ke baterai. Toyota Prius adalah mobil ramah lingkungan massal pertama yang menggunakan teknologi hybrid. Teknologi berbasis HEV ini juga disematkan Toyota pada mobil Alphard Hybrid, Corolla Altis Hybrid, Camry Hybrid, Toyota C-HR,dan Corolla Cross Hybrid.

Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV). Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) maupun Hybrid Electric Vehicle (HEV), sama-sama masih menggunakan mesin konvensional dan motor listrik. Tetapi saat bekerja, PHEV memiliki efisiensi lebih baik ketimbang HEV. Mobil PHEV sudah dilengkapi fitur mode EV (electric vehicle) sehingga mobil ini bisa bekerja secara elektrik penuh. PHEV memiliki kapasitas baterai lebih besar ketimbang HEV. Pada posisi mode EV, mobil PHEV bisa menempuh jarak kurang lebih 55 km.Tentunya tergantung medan dan lalu lintas yang dilaluinya. Untuk pengisian baterainya, PHEV bisa melalui sumber listrik eksternal dari listrik PLN (plug-in). Mesin konvensional tidak hanya berfungsi untuk menggantikan fungsi motor listrik jika isi baterai sudah habis, namun juga untuk menggerakan generator untuk pengisian baterai. Selain Toyota dengan Prius PHEV, Mitsubishi juga berupaya meramaikan pasar kendaraan PHEV melalui kehadiran Outlander PHEV. Battery Electric Vehicle (BEV). Mobil ini benar-benar mengandalkan tenaga listrik 100% dari baterai secara penuh dan tidak dilengkapi mesin konvensional. Sehingga pengisian baterai mobil ini tidak bisa dilakukan secara otomatis, seperti halnya HEV dan PHEV yang mengandalkan mesin konvensional untuk menggerakan generator. Pada BEV pengisian baterainya dilakukan secara manual dengan menghubungkannya ke listrik PLN (plug-in). Motor listrik yang tertanam di mobil BEV memiliki kemampuan torsi yang besar, sehingga mobil BEV memiliki akselerasi yang cepat, tidak bising, nyaman dan tentunya ramah lingkungan. BEV bisa menempuh jarak 175 km hingga 220 km saat baterai terisi penuh. Jika pengembangan kemampuan daya baterainya semakin baik, jarak tempuh BEV bisa mencapai hingga 500 km.
Karena mobil ini mengandalkan listrik murni maka BEV sangat tergantung dari tempat pengisian baterai atau di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang telah disediakan oleh PLN. Oleh karena itu penggunanya (pengemudinya) harus bisa memperhitungkan jarak tempuh yang akan dituju bila isi baterai sudah mulai berkurang atau bisa terlihat batas minimum yang tertera pada meter cluster di dasbor. Beberapa merek mobil BEV yang sudah ada di Indonesia adalah Lexus UX 300e, Tesla dan Hyundai Ioniq. (mampirrr)

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here